Umbul Sidomukti
Ngaji
pekanan kala itu tak seperti biasanya. Yaa, kami bersepakat untuk ngaji tidak seperti hari hari biasa di masjid, kami ingin ngaji di alam bebas, sembari
bertafakur alam. Wisata alam pegunungan pun menjadi
pilihan kami saat itu.
Umbul Sidomukti namanya. Wisata alam yang terletak di
Ds. Sidomukti, Kec. Bandungan, Kab. Semarang ini menyajikan
keindahan alam yang bisa membuat jiwa kami semakin fresh. Terlebih bagi
kami, mahasiswa yang setiap harinya berkutat dengan tugas-tugas kuliah
kala itu. Pagi pagi buta kami sudah berkumpul, dengan menggunakan angkot
kuning, kendaraan khas Tembalang kami meluncur menuju Umbul Sidomukti.
Medan yang
cukup berkelok nan mendaki, jalan yang tak terlalu lebar menjadikan
angkot yang kami tumpangi cukup berjuang kala itu, kami pun terus
beristighfar dan berdo'a semoga bisa selamat sampai tujuan. Yaa, Umbul
Sidomukti terletak disebelah selatan Lereng Gunung Ungaran, dengan
ketinggian kurang lebih 1200 mdpl. Alhamdulillah..lega rasanya ketika
angkot yang kami tumpangi, selamat sampai tempat.
Sembari memejamkan
mata, ku hirup udara segar kala itu..hm..Surga Dunia! Sungguh ku
merindukan suasana seperti ini, sejuk segar, tenang, hijau. Walau
matahari sudah mulai meninggi, tapi kesejukkannya masih sangat terasa ditubuhku.
Sungguh berbeda dengan Semarang. Ku lihat ke bawah, semua serba hijau,
indah nan memukau.
|
Umbul Sidomukti. sumber: pegipegi.com |
Saat
kami memasuki area wisata, ada beberapa wisatawan yang menunggangi kuda
untuk menikmati tempat ini. Sepintas terpikir "wah..seru banget yaa
kalau naik kuda, hm..tapi gimana harus pake guide, cowo, nggak nyaman..hiks,
yaa sudahlah". Memasuki area wisata, aku tertarik dengan tantangan
Outbond Training, ada flying fox dan marine bridge di lembah. Pengen
nyoba keduanya tapi mesti sadar kantong juga, biasalah mahasiswa mesti
irits. Mau nyoba flying fox tapi mesti bayar bolak balik karena
lintasannya melewati lembah, berpindah dari lereng bukit satu ke lereng
yang lain. Oke lah akhirnya aku memilih tantangan marine bridge di
lembah saja.
Aku, hana, tika dan hanif akhirnya mencoba tantangan ini.
Aku gerogi pertama kali lihat medannya, kami mesti berjalan diatas
anyaman tambang melewati lembah dengan jarak yang cukup jauh. Guide pun
meyakin kan kami kalau medan yang kami lalui aman InsyaAllah.
Berbekal
helm dan pegangan tali, kami pun mencoba tantangan ini. Aku berpasangan
sama hana, tika sama hanif kala itu. Kami bersepakat untuk berkompetisi,
siapa yang cepat sampai ujung, dia yang menang. Langkah demi langkah
kami lalui, sesekali kami berteriak untuk menghilangkan ketakutan.
Bener-bener sensasinya luar biasa, tantangan ini memacu adrenalin.
Saat kaki melangkah,
lintasan bergoyang tak beraturan, ditambah kalau lihat ke bawah, membuat bulu
kuduku merinding berkali-kali. "Aduh..kalau jatuh gimana ni, aduh masa mati dengan cara seperti ini?", batinku. Alhamdulillah setelah berjuang, kami pun sampai ke ujung dengan selamat, dan kali ini saya dikalahkan hana :).
|
Bermain Marine Bridge. sumber: dok.pribadi |
Setelah
puas bermain marine bride, kami pun lanjut berkeliling. Kali ini
pandanganku jatuh cinta pada kolam renang alam. Ada 4 buah kolam renang
bertingkat yang dapat dipilih sesuai kedalaman yang diinginkan.
Kejernihan air di kolam itu membuatku tertarik untuk menyentuhnya,
"uch..dingin syekali!". Air dikolam renang ini berasal dari sumber
mata air murni pegunungan lho, benar-benar menyegarkan walau sebatas
menyentuhnya.
Pengen rasanya nyemplung tapi apadaya banyak laki-laki
disitu, tempatnya juga terbuka dan aku tak bawa baju ganti juga ternyata he..he.
Disini juga banyak orang-orang yang menggelar tikar, menikmati santap
siang sembari menikmati keindahan alam, yaa beginilah piknik. Kami
pun tak mau ketinggalan, digelarlah tikar, semua bekal makanan
dikeluarkan dan saatnya kami ngaji sembari ngerumpi sharing
satu sama lain. Adzan dzuhur berkumandang, kami pun mencukupkan agenda
pada siang hari itu, kemudian lanjut sholat dan beres-beres untuk pulang.
|
berfoto ria di dekat kolam renang. sumber: dok.pribadi |
|
|
|
|
Masih di Umbul Sidomukti. sumber: dok.pribadi |
Oh iya, di
sini juga ada fasilitas camping ground, pondok wisata, pondok kopi serta
meeting room. Dilain kesempatan aku pun pernah diajak guru ngaji bermalam disini. Beliau ada agenda meeting kantor, sedangkan aku bantuin
momong anak beliau, yaa itung-itung latihan jadi emak gitu he he. Pondok
wisatanya unique dengan desain minimalis dan ornamen kayu serta bebatuan.
Didepan pondok wisata ini juga terdapat beberapa kursi kayu untuk menikmati keindahan alam disekelilingnya.
Meeting room nya juga luas. Menikmati susu coklat dikala pagi di pondok kopi , benar-benar membuat tubuh hangat kala itu. Sayang, saat itu aku lupa untuk
mengabadikan moment ini dengan foto.
|
Pondok Wisata. sumber: hotelmurahku.com | |
|
|
Pondok Kopi. sumber: HelloSemarang.com |
Air Terjun Semirang
Semirang, sudah cukup lama aku mengunjungi tempat ini, yaa sudah sekitar 5 tahun yang lalu tapi kali aku ingin mengenangnya kembali. Mengenang kisah persahabatan kita kala itu. Seperti biasa untuk menyegarkan jiwa dari kesibukan sehari-hari, aku dan teman-teman kelompok ngajiku memutuskan untuk piknik.
Wisata alam berupa air terjun menjadi pilihan kami saat itu. Air Terjun Semirang atau biasa dikenal dengan Curug Semirang namanya. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami yakni di Dusun Gintungan, Ds. Gogik, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang. Untuk menuju lokasi kami menggunakan motor dengan berpasang-pasangan.
|
Foto Dulu Sebelum Ngetrack. sumber: dok.pribadi |
Tempatnya
yang terletak di lereng pegunungan, tepatnya disebelah utara Gunung
Ungaran, membuat ku terseok seok untuk mencapainya. Aku bener-bener
kaget dibuatnya hiks. Ku kira setelah turun dari motor, aku bisa
langsung menikmati keindahan air terjun tersebut, ternyata tidak sobat! Kami harus berjuang melangkahkan kaki menyusuri jalan setapak,
melewati tanjakan demi tanjakan yang menjulang tinggi sejauh kurang
lebih 1 KM.
Aku yang tidak terbiasa dengan olah raga fisik, berkali kali
terhenti untuk melepaskan sejenak lelah, sembari meneguk air minum.
Keringat mulai bercucuran, nafas ngos-ngosan, jantung berdetak kencang
dan kaki yang mulai melemah membuatku rasanya ingin berhenti saja. Tapi
keinginan itu ku tapis, "masa kaya gini aja kalah, yang lain aja bisa masa aku nggak!'', batinku. Bismillah, alon-alon sing penting kelakon. Tangga demi tangga aku lalui walau dengan berat, "duh..kapan yaa nyampainya, ko seperti jalan tiada ujung?!, batinku.
|
Track Menuju Semirang. sumber: dok. pribadi |
|
Tanjakkan menuju Semirang. sumber: Adipratamaputra |
Tetiba ditengah lelahnya kaki ini mendaki, terdengar suara gemercik air dari atas sana. "Wuah..bentar lagi nyampe yaa, asyiiik..",
teriakku pada teman-teman. Aku pun makin semangat untuk mempercepat
langkahku, aku sudah tak sabar untuk segera sampai tempat itu.
MasyaAllah, indahnya, air mengalir deras dari ketinggian 45
meter. Tubuh yang tadinya panas karena pembakaran kalori kala mendaki, seketika
berubah menjadi sejuk dan segar. Semua kelelahan rasanya terobati
setelah melihat jernihnya air terjun yang mengalir.
|
Derasnya Air Mengalir di Semirang. sumber: dok.pribadi |
Tak
mau menyia-nyiakan waktu, kami pun langsung bermain air sepuas-puasnya,
basah basahan, membiarkan tubuh tertusuk-tusuk air yang jatuh, sampai bermain
ciprat-cipratan air bersama teman layaknya anak kecil hihi. Sungguh kami
sangat bahagia saat itu. Nggak nyesel lah meski harus berlelah lelah
saat mendaki, dan gemetaran saat turun. Bagi sobat yang menyukai wisata
alam air terjun, tempat ini recommended untuk dikunjungi.
|
Indahnya Saat Itu. sumber: dok.pribadi |
Candi Gedong Songo
Candi
Gedong Songo mengingatkan ku akan perjalanan study tour pada beberapa
tahun silam. Ya, masa awal awal kuliah dulu. Saat itu kami satu angkatan
Biologi Undip angkatan 2006, praktikum biodiversitas
tumbuhan di Candi Gedong Songo. Awalnya aku bertanya tanya emang ada
yaa candi di Kabupaten Semarang?. Ternyata ada sobat, lebih tepatnya
candi ini terletak di Ds. Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang. Candi
yang terletak di lereng Gunung Ungaran ini, memiliki ketinggian 1200 m
diatas permukaan laut, sehingga suhu udaranya cukup dingin dengan
kisaran 19-27 °C. Jalanan
menuju candi ini mendaki dengan kemiringan yang sangat tajam yaitu kira-kira mencapai 40 derajat. Sampai-sampai saat itu, ada rombongan lain
yang memakai angkot berhenti di tengah tanjakkan, karena tidak kuat naik,
akhirnya didorong banyak orang.
Sesampainya
disana, kami mulai mengidentifikasi tumbuhan demi tumbuhan yang kami
temui, baik yang liar ataupun tidak. Sembari sesekali kami mengambil
sampel tumbuhannya untuk dijadikan herbarium. Pada komplek Candi Gedong
Songo, terdapat 9 buah candi yang terpisah satu sama lain. Jarak antara
candi satu dengan candi lainnya cukup jauh. Kali ini aku terseok-seok
kembali untuk menuntaskan perjalanan. Beberapa pengunjung ada yang
menggunakan jasa kuda untuk mendaki, sedangkan aku? nggak mungkin lah, secara lagi
praktikum masa naik kuda.
Langkah
demi langkah aku menyusuri jalanan mendaki, melewati hutan pinus, berkali-kali
aku pun terhenti untuk mengurangi kelelahan. Ku tatap pemandangan sekitar,
sungguh indah ciptaan Allah ini. Hutan pinus yang hijau, kicauan burung,
semilir angin berharmonisasi satu sama lain membentuk perpaduan yang
indah layaknya sebuah alunan musik. Aku yang sesekali tertinggal dari
rombongan, sungguh menikmati suasana yang syahdu ini. Setelah aku melewati candi demi candi, aku semakin terkagum kagum
dengan peninggalan sejarah ini. "Keren yaa, zaman dulu sudah bisa buat
bangunan sekokoh dan sebagus ini", batinku.
|
Kami Kala Itu (hanya tersisa satu foto ini). sumber: dok.pribadi |
Candi Gedong Songo merupakan
peninggalan budaya Hindu zaman Wangsa Syailendra pada abad ke-9.
Kemudian candi ini ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 (1). Selain
pemandangan yang indah serta candi yang eksotis, disini juga terdapat
mata air yang mengandung belerang lho. Ada juga beberapa orang yang
mendirikan tenda di area perkemahan. Ah..sungguh asyik berada di tempat
ini, selain bisa menikmati keindahan alam, disini juga bisa belajar sejarah dan terdapat
banyak keanekaragaman tumbuhan, praktikum kamipun pun sukses
Alhamdulillah. Bener-bener all in one deh. Oh iya, tentu hal yang tak
ketinggalan saat piknik adalah belanja. Disini juga terdapat beberapa
stand belanja lho..ada pernak pernik khas Candi Gedong Songo berupa baju,
gelang-gelangan, kalung-kalugan, dll. Pokoknya lengkap banget deh.
Kawah Sikidang Dieng
Hari itu hari yang sangat membahagiakan bagi sahabat ku tercinta, Ari Wardani Asri Puspito. Yaa, hari itu hari bersejarah baginya, saat mitsaqan ghaliza (perjanjian yang sangat kuat) antara dia dengan calon suami nya diikrarkan. Aku
dan teman-teman yang hadir saat itu pun turut merasakan kebahagiaan mereka.
Selesai acara, tetiba ada salah seorang teman rombongan mengajak kami piknik, "eh mumpung lagi di Wonosobo, piknik yu ke Dieng", ajaknya. "Ayo...!", dengan serempak kami menjawab. "Kapan lagi coba aku Ke Dieng, kalau mengkhususkan untuk kesana entah kapan jadinya", batinku. Akhirnya saat itu kami memilih Kawah Sikidang sebagai destinasi wisata kami. Walau
sebenarnya pengen mencoba semua spot wisata yang ada di Dieng, tapi apa daya waktu
yang terbatas, membuat kami harus mengurungkan keinginan kami. Perjalanan
menuju sana pun diselimuti hujan.
Kawah Sikidang terletak di Daerah Dieng Timur, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah. Kawah
Sikidang ini merupakan salah satu kawah yang ada di Dieng, yang menjadi tempat favorit untuk berpiknik ria. Hujan
rintik-rintik dan udara yang cukup dingin kala itu, tak mengurangi semangat kami
untu menuju kawah. Dengan menerobos hujan, kami melangkahkan kaki
menuju sana. Walau jarak antara tempat parkiran mobil dengan kawah tidak
terlalu jauh, tetapi karena hujan rasanya cukup lama kami berjalan
menuju sana. "Amazing!", batinku. Hamparan bukit hijau berpadu
tanah kapur dan magma yang keluar dari Kawah Sikidang, membuat
harmonisasi yang begitu indah dipandang mata. Kami pun tak sabar untuk
segera mengabadikan keindahan alam ini. MasyaAllah..ciptaan Allah ini
begitu indah, lalu nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Untuk lebih menikmati keindahan kawah ini, kami pun mendaki bukit yang
ada disekitar kawah. Keindahannya menjadi terlihat lebih indah dari atas
perbukitan.
|
Kawah Sikidang. sumber: dok. pribadi |
|
Aku dan Kawah Sikidang. sumber: dok.pribadi |
|
Aku dan Teman-Temanku di Kawang Sikidang. sumber: dok.pribadi |
Konon, kawah ini diberi nama Sikidang karena kolam magma di kawah ini sering
berpindah-pindah seperti Kidang (baca: Hewan Kijang dalam bahasa
jawanya). Kawah Sikidang memiliki gejolak magma yang cukup tinggi yaitu
berkisar antara setengah hingga satu meter (2). Hari pun semakin sore, walau
rasanya raga ingin tetap berada disini tapi waktu jualah yang
memisahkan kami dan Kawah Sikidang. Hm..walau harus berhujan-hujan ria, tapi
aku bener-bener puas dan bersyukur bisa menikmati tempat seindah ini.
Baturaden
Baturaden, tentu sobat tidak asing lagi dengan wisata alam yang fenomenal ini. Aku
pribadi pun sudah beberapa kali datang kesini sejak zaman duduk
dibangku sekolah dasar (SD) dulu. Yaa, selain tempatnya yang bagus,
jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, menjadi alasan kuat
bagi kami untuk piknik ke tempat ini. Hanya membutuhkan waktu kurang
lebih 2 jam, kami sudah sampai di tempat ini. Baturaden terletak di kaki Gn.
Slamet, Kab. Banyumas, Jawa Tengah.
|
Foto Dulu Di Depan Baturaden. sumber: dok.pribadi
|
Terahir kali aku kesini yakni dua tahun yang lalu, pasca aku
menikah. Jadi ceritanya kita sekalian bulan madu kala itu, eh tapi kita
rombongan ding, yaa family time gitu deh he..he. Bareng
suami, ibu, bapa, kakek, kaka sepupu aku menunjunginya kembali. Baturaden masih
sama seperti yang dulu, udara sejuk, panorama yang indah, suasana yang
rame oleh pengunjung menjadi kekhasan tersendiri bagi tempat ini. Walau
ada penambahan dan renovasi disana sini, tapi aku tetap merasakan sensasi yang sama
seperti dulu saat pertama kali menginjakkan kaki disini.
Setelah
melewati tiket masuk, terlihat Pesawat Terbang jenis Foxer 28 milik
Garuda Indonesia Airways. "Itu buat apaan yaa? kayanya dulu nggak ada beginian pas aku kesini", tanyaku pada suami. " kesininya kapan memang?, jangan-jangan zaman baheula lagi", respon suami. "Yee nggak lah, terahir kesini pas ada training kepemudaan tahun 2010",
jawabku. Setelah ku baca-baca ternyata itu teater alam Baturaden. Kita
bisa nonton film berisi potensi pariwisata di Kab. Banyumas, potensi alam dan
budaya di Indonesia hingga muatan lokal untuk siswa siswi SD di sini, wah
lengkap banget yaa. Bedanya dengan nonton film ditempat lain adalah
disini kita serasa nonton di pesawat terbang, seru banget kan? Ayo siapa
yang belum naik pesawat? saya si juga belum he..he. Pengen banget nyobain, tapi berhubung bareng keluarga besar, terpaksa aku urungkan, semoga lain kali bisa.
Semakin
masuk kedalam, ternyata kala itu ada pertunjukkan musik tradisional
Calung yang dimainkan secara sempurna oleh tim kesenian khusus Baturaden. Sembari menikmati jagung bakar, kami pun menikmati sajian musik tradisional tersebut. Yaa,
memang berada di Obyek Wisata Baturaden banyak sekali pedagang-pedagang
yang menjajakan dagangannya, jadi sobat tak perlu khawatir kalau kelaparan atau tak bawa bekal yaa, semuanya ada disini, lengkap!:).
|
Pertunjukkan Calung Kala Itu. sumber: dok.pribadi |
Setelah
menyantap jagung, kami melewati jembatan merah dan kembali memesan makan besar, haduh memang piknik itu tak lepas dari yang namanya makan yaa, hihi. Kami jatuh hati untuk menyantap sate dan mendoan, makanan khas kota satria, Purwokerto. Aku memilih menu baru yang belum pernah aku makan sebelumnya, Sate Kelinci. Sedangkan yang lainnya Sate Ayam. Sembari menunggu hidangan jadi, aku dan suami pergi sejenak untuk foto foto disamping sungai, biasalah penganten baru, narsisnya lagi tingkat dewa he..he.
Setelah itu kami makan siang.
|
Menikmati Mendoan. sumber: dok.pribadi |
Pasca santap siang aku dan suami mencoba
tantangan flying fox, yang ada diperbukitan. Walau tracknya tak terlalu
jauh dan tak terlalu tinggi, tapi tantangan ini cukup membuat adrenalin ku naik dan
jantung deg-degan ternyata. Ibu sampe terheran-heran "cha..cha ngapain bikin takut sendiri kaya begitu", ungkapnya sambil geleng-geleng kepala. "Penasaran bu, biasalah anak muda
he..he", jawabku. Memang sudah sejak lama aku ingin mencoba tantangan
ini, dan Alhamdulillah akhirnya kesampean juga. Setelah makan dan
menikmati flying fox, bapa mengajak kami semua pulang karena harus menjemput kaka di terminal kala itu.
|
Aku Mencoba Flying Fox. sumber: dok. pribadi |
|
|
Aku + Kamu=Kita. sumber: dok.pribadi |
Sayang
sekali, kami tidak sempat menikmati keseluruhan keindahan yang disajikan
disini. Padahal dulu sewaktu SD, saya pernah mendaki sampai Taman
Kaloka Widya Mandala. Disini terdapat berbagai macam binatang, sampai
museum untuk menyimpan kerangka satwa langka di Indonesia pun ada disini. Sebenernya masih
ada beberapa spot menarik di Baturaden ini, tapi sayang lagi-lagi
dibatasi waktu kala itu, biasalah kalau pergi rombongan kan nggak bebas.
Beberapa spot yang belum pernah aku kunjungi seperti Taman Bitanin,
yang menyajikan beberapa koleksi tanaman dan bunga yang tergolong langka.
Ada Pancuran Pitu dan Telu dengan sumber air panasnya. Ada Wana Wisata
Baturaden, yang biasanya digunakan untuk ber-camping ria. Ada Telaga
Sunyi, yang merupakan kolam sumber air murni. Dan yang terbaru ni, ada
Taman Miniatur Dunia. Ini tempat lagi ngehits-ngehitsnya di Baturaden.
Berada disana, seolah-olah kita seperti sedang berkeliling dunia. Selain
wisata alam, Baturaden juga menyuguhkan wisata budaya lho, seperti
calung yang sudah saya sebutkan diawal, kuda lumping dengan sentuhan mistis,
tari tradisional Lengger, mengunjungi situs-situs suci dan Grebeg
Syura apabila anda datang kesana pas bulan pertama di Tahun Baru Islam.
MasyaAllah..bener-bener lengkap kap kap Baturaden ini.
Rafting di Sungai Elo Magelang
Saat
ada tawaran rafting gratis dari sebuah komunitas yang super baik,
spontan aku pun mengiyakan untuk ikut. Kapan lagi coba kesempatan indah
ini datang, jarang-jarang kan yaa hihi. Apalagi biaya rafting itu
terhitung cukup mahal. Kali ini kita rafting di Sungai Elo yang
terletak di Desa Pare, Blondo Kel.Mungkid, Kab. Magelang. Lokasi nya
tidak jauh dari Candi Mendut dan Candi Borobudur, jadi saat sobat
berkunjung ke tempat ini, sobat bisa mengunjungi beberapa tempat dalam
satu waktu sekaligus.
Ada rasa takut yang menggelayuti, "duh..aku kan nggak bisa renang, terus kalau nanti kejebur piye ki?",
batinku. Tapi tenang sobat, sebelum kami ber-rafting ria, ada
pengarahan dari pemandu wisata air ini. Kami diajari cara mendayung
sesuai posisi duduk. Kemudian kami dibagi dalam beberapa kelompok, satu
kelompok terdiri dari 4-6 orang dan dipandu oleh seorang guide, jadi
InsyaAllah aman. Sebelum kami nyemplung, kami dibekali helm dan baju pelampung
terlebih dahulu. Berhubung weekend, banyak sekali pengunjung kala
itu. Dalam satu waktu, Sungai Elo dipenuhi oleh lautan manusia yang
asyik ber-rafting ria.
Awal mula meluncur, aku benar-benar menikmati
rafting ini, sembari menikmati keindahan alam yang hijau diiringi suara
burung yang indah. Lama kelamaan ada kelompok mas-mas usil, nyiram air
menggunakan dayung hingga mengenai tubuh dan muka kami, ditambah
adek-adek dikelompokku yang meladeni keusilan mereka, jadi deh
perang-perangan hingga aku dan temanku kejebur sungai! "Tolong...!!",
teriakku. Walau dilindungi pelampung, tetap saja aku takut, untung sang
guide menolong kami dengan segera. Walau jeram-jeram yang dilalui
mempunyai tingkat bahaya yang rendah, tetap saja saat melewati bebatuan,
turunan yang cukup curam, membuat jantung ini ser-seran. Tak jarang
teriakan-teriakan juga terdengar menggema. Ah..dasar wanita memang :).
|
Awalnya Kami Menikmati Perjalanan. sumber: dok.Pribadi |
|
|
Mulai Deh Ada Mas-Mas Usil. sumber: dok.pribadi |
|
Terjadilah Peperangan Kecil Diantara Kami. sumber: dok.pribadi |
Setelah setengah perjalanan kami lalui, sang guide menepikan pelampungnya
ditepi sungai. Ternyata ada sajian es kelapa muda plus gorengan dalam
rafting kali ini, "Asyiiik!:D", batinku. "Eh..aku kan lagi puasa sunah yaa, piye ki bertahan atau batal yaa?
", batin galau. Perut yang lapar ditambah banyak orang yang menikmati
hidangan, membuat diriku semakin galau. Tapi..Alhamdulillah, akhirnya
aku memilih puasaku. Santap
siang selesai, kami melanjutkan perjalanan.
Setelah menempuh jarak
kurang lebih 12 KM dalam waktu 2,5-3 jam, kami pun sampai diujung sungai.
Yah, keseruan rafting kali ini harus berahir dulu sobat. Melewati tantangan demi tantangan saat rafting bener-bener
menjadi kepuasan tersendiri bagiku. Jiwa menjadi fresh dan sehat
tentunnya. Gimana sob, berani menerima tantangan rafting? Tenang,
rafting ini aman ko buat pemula, asal sobat sudah berumur 4 tahun keatas
dan tidak punya penyakit jantungan tentunya he..he. Oh iya, jangan lupa bawa
pakaian ganti, peralatan mandi, sandal/sepatu olah raga yaa sob.
Lengkap sekali, Cha.. Senang ada Dieng dibahas. Hihi
ReplyDeleteBtw aku pas ke umbul sidomukti nggak bisa outbound soale digondeli Hasna dan udah sore.. Hiks. Pengen kesana lagi special buat outbond. 😂😂
Ke Semirang jg belum pernah..
Ke old city 3D museum jg masih rencana. Semoga segera bs jalan2 lagi.. 😊😊
*nahloh malah curhat
Moga sukses ya Cha..
Iyaa mba sekalian ada moment jadi ta masukkan semua..hihi
DeleteKalau travelling bawa anak, godaannnya disitu kali yaa mbaa. Pasca punya kamila, aku malah belum travelling lagi.
Aamiin. Semoga Mba Arina juga sukses mba..Aamiin
Sama udah pernah kesana semua, yang belum air terjun semirang, rafting sungai elo dan baturaden, 3d old trick eye museum semarang
ReplyDeleteAyo mba vit travelling k tempat yang belum mba, asyik lho
DeleteWuih, Mbak Relita bener-bener orang Jawa Tengah tulen. Sudah keliling ke mana-mana ya, Mbak. Saya di sekitaran Pemalang aja belum semua saya rambah, termasuk kurang piknik ini. Hihihihi... Btw, destinasi wisata menarik di Jawa Tengah sebanyak itu ya? Jateng sangat kaya potensi wisata. Itu belum menghitung destinasi lain yang belum banyak didatangi wisatawan, seperti Pemalang.
ReplyDeletehe..he iya pak, yang deket-deket dulu, Jateng juga kaya obyek wisata ko..bener pak, saya malah belum tau di pemalang ada apa selain wisata mangrove sama rafting juga kaya nya ada ya
ReplyDeleteaaaah aku butuh pikniiiik
ReplyDeleteAyo mba piknik :)
Deletekenapa ada Baturaden di antara kita (T^T) eh itu kawah beneran bisa pindah2?
ReplyDeletemba, ada sodara d PWT kah? Bukan kawah nya yg pindah2, tapi magma nya mba..
DeleteSalam kenal mba, terima kasih ulasannya menarik sekali, sepertinya harus masuk list liburan saya ni mba ^_^
ReplyDeleteSama2 mba,yu jalan2 k jateng mba
Deleteyang pas muncak ke ungaran juga itu termasuk wisata. kenapa ndak dimasukin? padahal foto fotonya bagus loh..
ReplyDeleteWaktu nya habis mas, next time kalau ada momentum buat nulis lagiih..
DeleteLengkip Mbak Relita :) Gedong 9 ma umbul itu deket tempatku :)
ReplyDeleteMakasih infonya, keren.
Sampai sekarang yang belum kesampaian ke lawang sewu :)
Oh iya mba? Mb wahyu brrt sering main k umbul ma candi..hehe
DeleteAyo mb pas nyemarang
asli semarang ya mbak? aku blm sempet ke Gedong Songo :)
ReplyDeleteIya mba, ayo d sempetin mba
DeleteDari semua yang Mbak kunjungi, yang udah pernah tak kunjungi kok cuma Semirang (Pramuka SMA) sama Gedung 9 pas tahun baru 2015 lalu. Pulang2 muntah2 tahunya hamil Kak Ghifa.Hahaha. Aku butuh piknik lagi ini.
ReplyDeleteAyo mba piknik lagi kalau pas weekend..wah berkah jalan jalan ada kak ghifa skrg yaa
DeleteJawa tengah komplit ya mbak..mo traveling gaya apa aja semua ada
ReplyDeleteEh ada mba muna, jadi malu :D
DeleteIyaa mba semua ada di Jateng mba..
Wah..aku blom pernah ke Semirang ni... bagus yaa...
ReplyDeleteIyaa mba, bagus segerrrrr..:)
Deletewiiih Lawang Sewu didatengin malem juga ok nih ya Mbak, ga serem? Sarapan yang recommended apa nih Mbak?
ReplyDelete-MKS.