Inilah 7 Bentuk Kasih Sayang Dari Seorang Ibu Biasa Untuk Selalu Dekat Dengan Anaknya
Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari duniaLagu Kasih Ibu karya SM. Mochtar ini selalu menggetarkan kalbuku, saat kata demi kata ku dendangkan. Masih kurasakan cinta ibu sampai detik ini, disaat usia tak lagi belia. Perhatiannya, kasih sayangnya terus mengalir deras. Walau raga terpisah ratusan kilometer, tapi sungguh masih kurasakan kehadiran dan uluran tangannya. Yaa, kusadari memang kasih ibu itu tiada batas.
Bagi ibu, yang ada hanya memberi dan terus memberi apa-apa yang terbaik untuk anaknya, tak ada perhitungan. Ibu hanya mengharapkan kebahagiaan anaknya, kapanpun dan dimanapun ia berada. Ibu, engkau memang bagai sang surya selau menyinari dunia. Hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikanmu bu..
Baca Juga : Belajar Menyapih Dari Ibu
Dan sekarang, Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan padaku untuk menjadi seorang Ibu. Ini merupakan anugerah sekaligus amanah besar bagiku, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah. Sekarang, akupun bisa merasakan apa yang ibuku rasakan dahulu. Sepakat sekali, kalau setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dengan caranya masing-masing tentunya.
Bentuk kasih sayang ibupun tentunya berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada ibu yang menunjukkan kasih sayangnya dengan sering memeluk, mencium, mengajak berbicara/ sharing. Namun ada juga ibu yang tak banyak bicara karena memang karakternya introvert, namun ia lebih banyak melayani apa yang dibutuhkan anak.
Bahkan ada ibu yang sukanya ngomel-ngomel (baca = marah), namun dalam marahnya selau ada cinta. Marahnya hanya sesaat atau bisa disebut marah bohongan. Marah yang hanya sesaat, habis itu menyesali perbuatannya, hiks. Namun satu hal yang harus diingat, "seperti apapun ibumu nak.. dia tetap mencintaimu setiap waktu, dia tetap mendo’akanmu saat kau tidur terlelap dan dalam sholat-sholatnyanya".
Akupun mengakui, tidak setiap waktu bisa bersabar dalam membersamai anak. Kadang emosi meluap tak terkendali, dan keluarlah kata-kata yang seharusnya tak kuucapkan. Tapi bukan aku tak cinta, bukan aku tak sayang sama anakku, namun itu hanya merupakan kelemahanku saja. Walaupun setelahnya aku sering meminta maaf, mendo’akannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahanku.
Aku selalu berusaha untuk menebus setiap kesalahan yang kuperbuat dengan kebaikan yang aku bisa lakukan, seperti yang dikatakan Rasulullah SAW: “.........Iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya......”.
Ada beberapa hal yang kulakukan untuk memperbaiki kesalahanku dan sebagai bentuk kasih sayang serta perhatianku supaya selalu dekat dengan si kecil, diantaranya:
1. Memberikan ASI saat Usianya 0-2 th
Menyusui merupakan bentuk kasih sayang pertama ibu pada si kecil saat pertama kali dia terlahir kedunia. Walaupun menyusui adalah fitrah/ kodrat bagi semua ibu, namun pada perjalanannya tidak selancar dan semudah yang dibayangkan. Butuh kemauan dan perjuangan yang keras untuk bisa berhasil dalam prosesnya.
Baca Juga : 9 Tips Lancar Asi dan Parameter kecukupan Gizi
Termasuk diriku, yang pada awal kelahiran si kecil sampai usianya hampir 2 bulan, produksi ASIku tidak terlalu banyak dan macet keluarnya. Awal menyusui menjadi drama yang menyedihkan, penuh tangisan dan perjuangan tentunya. Tapi dengan dorongan suami, aku terus berjuang sekuat tenaga supaya produksi ASIku lancar dan bisa mencukupi kebutuhan si kecil.
Berbagai upaya kulakukan, mulai dari pijat oksitoksin, minum berbagai suplemen, memperbaiki pola makan, banyak membaca, relaksasi diri sampai datang ke klinik laktasi. Walau awalnya belum membuahkan hasil tapi Alhamdulillah akhirnya Allah menunjukkan kuasanya dengan mencukupkan ASI untuk anakku. Alhamdulillah, anaku jadi jarang menangis karena ASIku bisa membuatnya kenyang.
Awalnya aku tidak yakin bisa memberikan ASI untuk si kecil sampai 2 tahun, tapi Alhamdulillah dengan do’a dan terus berusaha, Allah memampukanku untuk mengASI sampai 2 th. Pada akhirnya tugas kita sebagai manusia hanya perlu terus berdo’a, terus berupaya dan terus bertawakkal. Allah melihat semuanya :). `"Inilah bentuk kasih sayang pertama ibu untukmu nak..semoga selalu dekat dengan ibu, selalu sehat dan solehah yaa, Aamiin"..
2. Berusaha membersamai si kecil, dimanapun dan kapanpun
Aku berharap dengan selalu membersamai anak dalam setiap fase perkembangannya, aku bisa menjadi orang yang paling dekat dengannya. Aku ingin menjadi orang yang paling dia ingat, ibu..ibu..ibu. Akupun ingin selalu memastikan bahwa anakku baik-baik saja dalam tumbuh kembangnya.
Walau saat ini ayahnya masih diposisi pertama baginya, sampai terkadang aku dibuat cemburu karenanya, hiks. Tapi tak apalah, kan baiknya cinta pertama bagi anak perempuan itu adalah ayahnya :).
Moment Pertama Memberinya MPASI :) |
Bahkan si kecil sering kuajak ke berbagai acara yang aku ikuti, jika memungkinkan untuk dibawa tentunya. Setiap sore selalu kuajak si kecil untuk mengajar ngaji di sekitar rumah. Awalnya memang dia nggak betah, tapi lama-lama Alhamdulillah si kecil makin kondusif dan pinter. Kalau aku mengajar, dia main sendiri dengan tenang.
Kuajak Si Kecil Ikut Pelatihan Qur'an, 3 Hari 2 Malam :) |
Seminar "Asiknya Sehat Alami Sejak Bayi" |
Aku juga berharap dengan mengikuti berbagai acara bermanfaat, si kecil juga bisa ikut mendengarkan, yang pada akhirnya bisa memperkaya perbendaharaan katanya. Selain itu, si kecil akan terbiasa bertemu banyak orang, dan terbiasa untuk kondusif jika diajak dalam sebuah acara.
“Apa ngga kasian tuh?”. Bismillah, banyakin do’a saja, dan cari cara supaya si kecil ngga bosen. Toh masih banyak waktu di luar seminar untuk kita bisa bermain bersama. Dan terbukti, Alhamdulillah sekarang si kecil sudah mulai bisa diajak kerjasama, dia cukup kondusif jika ibunya ada acara.
3. Memberikan Penanganan Yang Tepat Saat Anak Sakit
Hal tersedih yang pernah kualami yaitu saat anak terkena sakit, terlihat tidak berdaya, lemas, lebih sering tidur dan lebih sering menangis saat terbangun. Padahal hari-hari biasanya dia selalu berceloteh, berjalan kesana kemari, mengekplorasi setiap benda yang ada di rumah. Tapi saat si kecil sakit, semua menjadi sepi dan aku merindukan itu.
Aku panik saat anakku usianya 1 th keatas, ia beberapa kali terkena panas atau demam. Walaupun menurut dr. Arifianto, SpA, panas atau demam bukan merupakan sebuah penyakit namun sebuah alarm dan respon alamiah yang justru bermanfaat dalam melawan kuman (virus dan bakteri) yang masuk ke tubuh. Karena dalam kondisi panas, kuman dihambat supaya tidak berkembang. Sehingga kita tidak perlu buru-buru untuk memberinya obat. Tapi tetap saja, kalau panas menghampirinya, aku terasa panik.
Kata dr. Arifianto, saat anak masih terlihat aktif, masih bisa makan dan minum, tidak rewel, BAK masih sering, maka kita tak perlu memberinya obat penurun panas. Karena obat penurun panas hanya berguna membuat anak merasa nyaman.
Namun jika kondisi anak mengkhawatirkan seperti panas ngga turun-turun, nangis terus menerus, anak ngga mau makan, baiknya kita menggunakan obat penurun panas. Pernah suatu waktu si kecil sakit hampir 2 minggu. Tak tanggung-tanggung, selain panas, si kecil juga terkena batuk pilek dan radang tenggorokan. Radang tenggorokan ini yang membuat panas tubuhnya naik turun dan makanan susah masuk.
Saat Si Kecil Sakit :( |
Akhirnya Pergi Ke Dokter Anak, hiks :( |
Spontan tangisku pun pecah, takut si kecil kena DB dan harus diopname. Akhirnya ayahnya yang menemaninya diambil darah, aku nggak tega lihat anakku ditusuk jarum lalu menangis kesakitan. Hatiku akan semakin hancur kalau lihat langsung. Alhamdulillah setelah hasilnya keluar, si kecil dinyatakan negatif DB. Si kecil hanya terkena radang dan batuk biasa dan hanya perlu dirawat di rumah. Akupun lebih tenang saat itu.
Setelah kejadian ini, akupun lebih hati-hati dalam memberinya makan. Saat radang], hindari makanan yang berminyak. Usahakan pula ada makanan yang masuk sebelum mengkonsumsi obat. Waktu itu karena tenggorokannya sakit, aku hanya bisa memberinya jus dan bubur yang sangat encer. Alhamdulillah dalam waktu 2 minggu, anakku kembali sehat.
Nah, anak kecil itu kan cukup sering terkena panas, apalagi usianya 1-2 th. Ternyata setelah aku mengikuti seminar kesehatan dengan tema “cara tepat menghadapi demam pada anak”, anak dibawah 2 th itu normalnya terkena panas sebanyak minimal 8 kali. Aku cukup tenang mendengar penjelasan dokter tersebut, Alhamdulillah berarti anakku masih normal :).
Panas sebenarnya bukanlah merupakan sebuah penyakit. Panas hanya menjadi indikator adanya penyakit tertentu pada tubuh. Berarti yang harus kita cari adalah penyebab/ pemicu dari panas itu sendiri. Apakah karena batuk pilek, radang, demam berdarah atau karena yang lainnya?
Tapi sebagai ibu pasti kita panik saat anak terkena panas bukan?! Biasanya saat anak terserang panas, aku berusaha meredakannya dengan cara alami dulu. Beberapa hal yang kulakukan yaitu dengan memberbanyak minum supaya tidak dehidrasi, mengompres kepala/ ketiak/ lipatan-lipatan tubuh dengan air hangat, memakaikan pakaian tipis dan terus menyusuinya jika masih minum ASI.
Tempra Syrup, Sahabat Andalan Keluarga |
Tempra Syrup, Menurunkan Panas dan Meredakan Nyeri :) |
Sedia Selalu Tempra Syrup, Kapanpun Dimanapun :) |
Tempra Syrup, Sahabat Pilihan Keluarga :) |
Selain itu, dosisnya juga tepat, tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis. Setiap tahapan usia ada dosisnya masing-masing. Usia kurang dari 2 th, gunakan sesuai petunjuk dokter atau gunakan tempra drops. Usia 2-3 th 5 ml, 4-5 th 7.5 ml dan usia 6-8 th 10 ml atau gunakan Tempra Forte.
Aku Pilih Tempra Syrup Rasa Anggur :) |
4. Mengagendakan Jalan-Jalan Bersama Keluarga
Bagi kami, jalan-jalan bersama keluarga merupakan family time, quality time yang penting untuk dilakukan. Dengan ini, kita bisa saling menguatkan ikatan hati satu sama lain, memperluas wawasan dan pengalaman. Yaa walaupun sebenarnya tidak harus dengan jalan-jalan si untuk mencapai tujuan tersebut. Tapi bagi kami, jalan-jalan merupakan hiburan yang sangat menyenangkan untuk dilakukan.
Indahnya Makan Bersama :) |
Mainan Air dan Pasir di Pantai :) |
Belajar Berenang, ye..ye :) |
Dengan pergi bersama, kami juga ingin banyak mengedukasi si kecil sejak dini. Ya walaupun masih batita, dia sangat menikmati itu. Terbukti sekarang si kecil sering minta jalan-jalan, hehe. Tentunya kamipun memilih tempat-tempat wisata yang kira-kira si kecil suka, ramah anak dan bisa mengenalkan banyak hal disana.
Seperti mengajak si kecil ke kolam renang dan pantai saat dia lagi suka-sukanya main air. Lalu kami mengajak ke bonbin dan peternakan saat dia lagi suka-sukanya mengenal berbagai hewan. Semoga kelak kebersamaan ini akan menjadi memori yang indah baginya, Aamiin.
5. Memberikan Stimulasi Yang Tepat Untuk Tumbuh Kembangnya
Aku termasuk ibu yang suka banget beli-beli mainan untuk anak. Pernah suatu hari sepulang dari pasar bawa beberapa kresek yang isinya sayuran, lauk pauk plus mainan untuk si kecil. Sampai ayahnya komen, “Ya Allah dek, ko tiap dari pasar beli mainan toh? Lagi banyak uang yaa?”, tegur suami halus. Aku hanya tersenyum, dan berkata “buat tumbuh kembang anak apa sih yang ndak?”, timpalku.
Tidak hanya ayahnya yang menyindir, mbah utinya juga begitu, “buat apa punya mainan banyak kaya gitu? Nanti juga ndak kepake nok?!”. Aku kembali tersenyum :). Sebenarnya, bukan tanpa alasan sih aku beli-beli mainan, walau terkadang harus dikendalikan juga. Tidak lain semua untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
Bersyukur aku pernah baca beberapa buku dan mengikuti seminar tentang stimulasi tumbuh kembang anak menggunakkan mainan. Walau sebenarnya tidak harus dengan membeli, buat juga bisa. Tapi berhubung belum jadi orang yang kreatif akhirnya beli deh, hehe.
Tahu nggak kalau mainan itu ternyata bisa bikin anak berbunga-bunga lo?! Lihat saja ekspresi matanya berbinar, senyum melebar saat kita membelikannya mainan. Sebagai ibu, hatipun ikut senang melihatnya :D.
Kita juga bisa menstimulasi perkembangan motorik kasar dan halusnya, perkembangan bahasanya dengan mainan ini. Yang terpenting kita ikut terlibat saat anak bermain dan berusaha menstimulasi anak dengan mainan yang kita beli. Jadi ngga sia-siakan? Namun memang harus menyesuaikan kantong juga yaa kalau beli mainan, biar tidak terjadi besar pasak daripada tiang hehe.
Stimulasi yang lain bisa juga dilakukan dengan membacakannya buku. Selain untuk menstimulasi perkembangan bahasanya, kebiasaan ini juga untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap membaca. Alhamdulillah, di usianya yang ke 26 bulan, si kecil sudah mulai menunjukkan ketertarikannya untuk membaca.
Beberapa kali dia meminta ayah dan ibunya untuk membacakannya buku. Sampai terkadang dia hapal beberapa cerita, peran dan ekspresi yang terdapat pada buku tersebut. PR kami selaku orang tua, semoga kami bisa konsisten untuk terus membacakan buku sampai dia bisa membacanya sendiri.
Kami juga beberapa kali mengajaknya ke arena bermain yang ada di sekitar rumah. Hal ini kami lakukan untuk mencari suasana baru, takutnya si kecil bosen di rumah terus. Alhamdulillah si kecil juga senang :).
Untuk aktifitas sosialnya, biasanya ada waktu tertentu yang kami berikan pada si kecil untuk bermain bersama temannya. Yaa walau nggak sering sih, yang penting si kecil nggak takut sama orang dan bahagia menikmati dunianya bersama teman sebayanya :D.
6. Bekerjasama Dengan Pasangan
Tanpa kerjasama dengan pasangan, rasanya berat bagi diri ini untuk tetap memiliki jiwa yang sehat dan selalu bisa berfikir jernih. Tak dapat dipungkiri, 24 jam full time bersama anak itu cukup menguras fikiran, emosi dan tenaga.
Tinggal diperantauan yang jauh dari keluarga, mau tidak mau harus mengurus semua hal sendiri termasuk momong anak. Bersyukur sih bisa mandiri tapi tidak bisa dipungkiri bahwa diri ini butuh uluran tangan supaya bisa selalu positif. Alhamdulillah punya suami yang baik dan pengertiannya luar biasa.
Suami tak pernah gengsi untuk membantu semua pekerjaan rumah, mulai dari beberes rumah sampai ngurus anak. Sabarnya juara, tak ada yang mengalahkannya sampai saat ini :D. Sepulang kerja sekitar pukul 17.00, biasanya suami langsung jemput si kecil yang sedang ikut mengajar bersamaku.
Dalam kelelahannya sepulang kerja, beliau masih sempatkan bermain bersama si kecil, membacakannya buku, menyuapi si kecil jika belum sempat aku kasih makan. Dikala aku ingin mengembangkan diri, dengan mengikut pelatihan, seminar, gathering atau pas kebetulan ada kerjaan, suami selalu siap sedia mengantar dan menggantikan momong si kecil. Alhamdulillah dengan kerjasama ini, aku bisa tetap mengaktualisasikan diri tanpa meninggalkan tugas utama sebagai seorang ibu.
Dengan intensitas kebersamaan yang sering antara si kecil dan ayahnya, aku berharap si kecil bisa memiliki bonding yang kuat dengan ayahnya. Sebagai anak perempuan, semoga ayahnya menjadi cinta pertama baginya. Dan terbukti, saat ada ayahnya, anak wedok lebih memilih bersama ayahnya dibanding sama aku, ibunya, hehe. Alhamdulillah sukses berarti programnya :D.
7. Terus Mendo’akan Si Kecil
Sebaik-baik kita sebagai orang tua dalam melakukan penjagaan, pengawasan, pengasuhan dan pendidikan terbaik untuk anak-anak kita, pada akhirnya Allah pulalah yang merupakan penjaga, pengawas, pendidik dan pengasuh terbaik.
Seringkali kita sudah berhati-hati menjaga si kecil, eh masih saja kadang ia terjatuh, kejedot, luka berdarah, kesakitan dan semacamnya. Atau lain waktu, saat kita sudah berusaha menata hati untuk bersabar dalam membersamainya, eh masih saja terjebak emosi saat si kecil berulah.
Dari sini kita sadar bahwa kita hanyalah manusia biasa yang butuh tempat bergantung yang kokoh yaitu Allah SWT, Tuhan YME. Maka janganlah lupa untuk selalu mendo’akan dan menitipkan anak kita kepada Allah.
Tiga do’a yang sering kulafalkan baik dikala pagi, siang ataupun malam yaitu Inni u’idzuha bika wa dzurriyyataha minasysyaithanirrajim yang artinya “Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk."
Do’a lainnya yang tentu tidak asing lagi bagi sobat semua, Rabbi habli minash shalihin ("Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang shalih"). Do’a terahir yang tak kalah dahsyat, Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama. "Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".
Selain do'a diatas, kita juga bisa berdo'a dengan do’a-do’a yang lain. Berdo'a untuk kebaikan anak-anak kita tentunya. Kita sebagai orang tua, hanyalah makhluk biasa yang lemah, maka marilah kita banyak bersandar padaNya .
Nah itu beberapa bentuk kasih sayang dan perhatianku sebagai seorang ibu biasa, supaya selalu dekat dengan anak. Semoga yang sederhana ini, bisa menjadi sesuatu yang berharga dan berkesan baginya, memberikan banyak pelajaran, mendatangkan kebaikan dan perbaikan untuknya. Semoga kamipun sebagai orang tua bisa selalu semangat belajar, memperbaiki diri dan bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kami. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.
Artikel ini Diikutsertakan Dalam Lomba Blog yang Diselenggarakan oleh Blogger PerempuanNetwork dan Tempra
Lihat Sapi Dulu, di Cimory On The Valey :) |
Belajar Ngasih Makan Rusa sama Ibu :) |
Dengerin Bacaan Do'a dan Bacaan Qur'an Dulu Yaa biar Solehah :) |
Wah..Sapinya Bisa Terbang :) |
Main Masak-Masakan Dulu Yaa :) |
Ayo Tebak, Ini Biji Apa Yaa? |
Sensori Play Dulu..Ada Kasar, Halus, Bergelombang :) |
Senangnya Aku dihadiahi Buku Sama Ibu :) |
Mengenalkan Buku pada Si Kecil Sejak Dini :) |
Senangnya Aku Main Perosotan :) |
Mandi Bola Dulu Yaa :) |
Main Depan Rumah Sama Mba Mira :) |
6. Bekerjasama Dengan Pasangan
Tanpa kerjasama dengan pasangan, rasanya berat bagi diri ini untuk tetap memiliki jiwa yang sehat dan selalu bisa berfikir jernih. Tak dapat dipungkiri, 24 jam full time bersama anak itu cukup menguras fikiran, emosi dan tenaga.
Tinggal diperantauan yang jauh dari keluarga, mau tidak mau harus mengurus semua hal sendiri termasuk momong anak. Bersyukur sih bisa mandiri tapi tidak bisa dipungkiri bahwa diri ini butuh uluran tangan supaya bisa selalu positif. Alhamdulillah punya suami yang baik dan pengertiannya luar biasa.
Suami tak pernah gengsi untuk membantu semua pekerjaan rumah, mulai dari beberes rumah sampai ngurus anak. Sabarnya juara, tak ada yang mengalahkannya sampai saat ini :D. Sepulang kerja sekitar pukul 17.00, biasanya suami langsung jemput si kecil yang sedang ikut mengajar bersamaku.
Senangnya dibacakan Buku Sama Ayah :) |
Dengan intensitas kebersamaan yang sering antara si kecil dan ayahnya, aku berharap si kecil bisa memiliki bonding yang kuat dengan ayahnya. Sebagai anak perempuan, semoga ayahnya menjadi cinta pertama baginya. Dan terbukti, saat ada ayahnya, anak wedok lebih memilih bersama ayahnya dibanding sama aku, ibunya, hehe. Alhamdulillah sukses berarti programnya :D.
7. Terus Mendo’akan Si Kecil
Sebaik-baik kita sebagai orang tua dalam melakukan penjagaan, pengawasan, pengasuhan dan pendidikan terbaik untuk anak-anak kita, pada akhirnya Allah pulalah yang merupakan penjaga, pengawas, pendidik dan pengasuh terbaik.
Seringkali kita sudah berhati-hati menjaga si kecil, eh masih saja kadang ia terjatuh, kejedot, luka berdarah, kesakitan dan semacamnya. Atau lain waktu, saat kita sudah berusaha menata hati untuk bersabar dalam membersamainya, eh masih saja terjebak emosi saat si kecil berulah.
Dari sini kita sadar bahwa kita hanyalah manusia biasa yang butuh tempat bergantung yang kokoh yaitu Allah SWT, Tuhan YME. Maka janganlah lupa untuk selalu mendo’akan dan menitipkan anak kita kepada Allah.
Tiga do’a yang sering kulafalkan baik dikala pagi, siang ataupun malam yaitu Inni u’idzuha bika wa dzurriyyataha minasysyaithanirrajim yang artinya “Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk."
Do’a lainnya yang tentu tidak asing lagi bagi sobat semua, Rabbi habli minash shalihin ("Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang shalih"). Do’a terahir yang tak kalah dahsyat, Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama. "Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".
Selain do'a diatas, kita juga bisa berdo'a dengan do’a-do’a yang lain. Berdo'a untuk kebaikan anak-anak kita tentunya. Kita sebagai orang tua, hanyalah makhluk biasa yang lemah, maka marilah kita banyak bersandar padaNya .
Nah itu beberapa bentuk kasih sayang dan perhatianku sebagai seorang ibu biasa, supaya selalu dekat dengan anak. Semoga yang sederhana ini, bisa menjadi sesuatu yang berharga dan berkesan baginya, memberikan banyak pelajaran, mendatangkan kebaikan dan perbaikan untuknya. Semoga kamipun sebagai orang tua bisa selalu semangat belajar, memperbaiki diri dan bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kami. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.
Artikel ini Diikutsertakan Dalam Lomba Blog yang Diselenggarakan oleh Blogger PerempuanNetwork dan Tempra
Maksimal banget nih usahanya memberikan kasih sayang utk anak :)
ReplyDeleteAamiin mba, semoga bisa konsisten sampe akhir yaa mba :)
DeletePutrinya mirip banget ama mbak icha 😊
ReplyDeleteMoso mb? Alhamdulillah brrt :)
DeletePaling parno akuu kalo anakku panas terutama yg nomer dua. Soale pernah kejang, jadi panas dikit langsung kukasih turun panas.
ReplyDeleteMe too mba mi, klw beberapa jam ga turun2 panasnya langsung gatel buat ngasih obat penurun panas hiks
DeleteMasyaAllah, semoga Allah mampukan kita mjd orang tua yg baik yaa
ReplyDeleteAamiin, bismillah ya
Deletetempra mmg oke...sehat terus ya adek kecil
ReplyDeleteAamiin mb, makasih mb ningrum
DeleteSenangnya lihat anak sehat dan ceria ya mbak. Setiap ibu pasti ingin yang tetbaik buat ankanya terutama dalam hal kesehatan. Dulu saya juga kasih Tempra buat anak saya :)
ReplyDeleteSaya yang termasuk banyak dosa pada anak nih mbak. Udah nggak bisa kasih ASI eksklusif, terus saya tinggal kerja sehingga yang jagain ibu dan sampai sekarang juga jarang diajak jalan-jalan. Mungkin sekarang saatnya menebus dosa ya mbak, harus lebih dekat dan ngajak kemana gitu meskipun cuma dekat-dekat aja :)
Wah, saya hrus banyak belajar jd seorang Ibu..
ReplyDeleteSelama ini msh egois sm kerjaan, anak dititipin ke utinya T_T
Paling takut tuh kalau anak demamnya ga turun2. Takut kena step. Tapi alhamdulilah belum pernah kejadian panas pe 40 derajat. Paling tinggi 39. Dan semoga ga pernah kejadian. Obar turun panas jadi obat wajib di rumah.
ReplyDeleteKasih ibu memang sepangjang masa T_T
ReplyDeleteSy bahkan ksh sayang ibu tercurah lbh deras semenjak sy beranjak dewasa
Sukses buat lomba blognya ^_^
Eh,,sy izin nyalin doa-doa di atas yah
Sedih memang kalo si kecil sakit apalagi kalau harus cek lab. Ditusuk jarum duh 2x lebih sakit dr kita yang disuntik
ReplyDeleteKalau si kecil sakit, bawaan pasti sedih, karena dia cuma diam, nangis, nggak ceria, dan nggak cerewet kaya biasanya. :')
ReplyDeleteMasyaallah, insyaallah sang anak bisa merasakan sekali aliran cinta bundanya dan tumbuh menjd anak shalihah ya ��
ReplyDeleteSering baca artikel seperti ini bisa menambah kecintaan kepada ibu, karena seperti diingatkan terus :)
ReplyDeleteWaa.. Makasihh mba atas tips tips nya.. Bisa kujadiin referensi untuk anakku nanti...
ReplyDeleteSelamat Tahun Baruuu.. Semoga sehat-sehat terus yaaa.. Selama ada Bunda dan Tempra, tidak perlu panik saat anak demam.
ReplyDeleteMemang kalau anak sakit bawaannya baper ya mbak, makanan apa yang kira-kira salah kita berikan? Kadang juga udah hati-hati tapi mereka tetap aja sakit, memang sakit gak bisa diprediksi tapi bisa diantisipasi dengan selalu sedia obat ya
ReplyDeleteSemoga anak2nya selalu sehat mba... pendampingan bersama suami yang ikut membantu tentu sangat baik bagi anaknya juga ya mba...
ReplyDelete