Sekolah Ibu PKK Permata Jangli : Mengenal Tumbuh Kembang Anak dan Manajemen Emosi Dalam Pengasuhan
Assalamu'alaikuum..
Bagaimana kabarnya temans? Rasanya sudah lama sekali tidak bercerita diblog ini ya..bukan karena sibuk si tapi mungkin kurang memprioritaskan saja. Alhamdulillah akhirnya dapat hidayah untuk menulis lagi, semoga ada manfaat yang bisa diambil yaa
Okey pada kesempatan kali ini, saya mau sedikit berbagi all about "Manajemen Emosi Orangtua" ya temans. Bagi kamu yang belum menjadi orangtua, tenang ilmu ini juga akan bermanfaat buat kamu suatu saat nanti InsyaAllah. Bagi kamu yang sudah menjadi orangtua, jangan merasa sudah tahu semua hal apalagi kalau emosimu masih meledak ledak kaya petasan hehe (nunjuk diri sendiri). Yakinlah ilmu itu luas, masih banyak hal yang belum kita tahu lo. Bisa jadi kita mengasuh anak itu masih otodidak, apa adanya, mengalir aja, belum pakai ilmu. Padahal apa-apa itu ada ilmunya lo, apalagi ini mengasuh dan mendidik manusia yang sangat dinamis. Untuk itu mari kita belajar bareng :)
"Alhamdulillah setelah ikut kajian ini, anak saya tantrumnya mulai berkurang dan ngga suka main hp lagi. Tidur larut malamnya sedikit demi sedikit mulai berkurang" (Testimoni dari seorang ibu)
Minggu, 28 November 2021 Alhamdulillah Ibu-ibu PKK Permata Jangli telah melaksanakan Kegiatan Sekolah Ibu dengan Tema Mengenal Tumbuh Kembang Anak dan Manajemen Emosi dalam Pengasuhan. Kegiatan ini awalnya berasal dari keresahan beberapa orang yang merasa kesulitan dalam memanajemen emosi saat membersamai anak di rumah. Apalagi 2 tahun kondisi pandemi, menjadikan kami khususnya para ibu-ibu untuk mau ngga mau menjadi guru full time di rumah. Sungguh ini sangat menguras semuanya, terutama menguras emosi. Kami sadar kalau ini dibiarkan lama-lama ngga sehat, makanya kami mau belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Alhamdulillah, di lingkungan kami ada seorang psikolog anak yang fokus menangani tumbuh kembang anak. Gayung bersambut, Alhamdulillah kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar, dan ibu-ibu antusias dengan acara ini. Alhamdulillah dikaruniakan tetangga yang baik hati, yang tidak sungkan untuk berbagi ilmu yang dimilikinya :)
Kata Mbak Windy Checaria Pratiwi , S.Psi., M.Psi., Psikolog (biasa dikenal dengan mba tiwi), sebelum masuk materi manajemen emosi kita harus tahu dulu tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kenapa harus tahu dan paham dulu tentang ini? ya supaya kita tidak punya ekspektasi dan cara pandang yang salah terhadap anak.
Jadi manusia itu melewati beberapa fase tumbuh dan kembang. Apa saja perkembangan yang dialami oleh anak?
- Proses Biologis: Perubahan yang berkaitan dengan sifat dasar fisik individu (gen yang diwariskan oleh orangtua). Proses biologis itu meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala.
- Proses Kognitif: Perubahan pemikiran, intelegensi, dan kemampuan berbahasa pada individu.
- Proses Sosioemosi: Perubahan dalam relasi individu dengan orang lain, perubahan emosi, kepribadian dan afeksi (perasaan). Bagaimana anak memandang diri dan lingkungannya,
- 0-2 tahun (Fase Sensorimotorik): Anak melakukan eksplorasi diri dan dunia sekitarnya melalui gerakan dan panca indra.
- 7-11 tahun (Konkrit Operasional): Tahapan awal di mana anak mampu berfikir dengan logika, kemampuan berfikir abstrak belum sepenuhnya berkembang.
- > 11 tahun (Formal Operasional): Merupakan tahapan akhir perkembangan kognitif pada anak-anak. Anak sudah bisa berfikir logis, hipotesis, abstrak dan generalisasi
PSIKOSOSIAL (Bagaimana anak memandang diri dan lingkungannya)
0-1,5 tahun: Anak mengembangkan rasa percaya terhadap orang terdekatnya
1,5-3 tahun: Anak mengembangkan kemandirian dasar (makan sendiri, berjalan sendiri, berbicara) : berikan kesempatan dan kepercayaan pada anak untuk melakukan hal ini secara sendiri
3-6 tahun: Usia bermain (anak mulai berinisiatif dan memulai), jadi jangan heran bu ibu kalau diusia ini anak pengennya keluar rumah terus dan main sama temannya
6-12 tahun: Usia anak sekolah, anak memperluas dunianya, tidak hanya tentang keluarganya
12-19 tahun: Remaja, membentuk identitas dirinya, ini aku , it's me
Remaja 12-19 tahun
- Membentuk identitas diri
- Mencoba berbagai hal baru untuk menemukan jati diri
- Teman adalah hal yang paling penting. Penting bagi orangtua menasehati anak untuk hati hati dalam memilih teman, pilih teman yang baik akhlak dan agamanya
- Keinginan bebas besar namun belum sepenuhnya mandiri
- Membutuhkan Role Model sebagai Hero di dalam Keluarga (ortu)
Ada satu lagi fase perkembangan anak yang mungkin masih asing ditelinga kita yaitu fase seksual..ada apa saja?
1. Fase Oral (mulut) : 0-1 tahun: Suka ngemut jari tangan, suka ngedot, suka mimik ibu
2. Fase Anal (Anus): 1-3 tahun: Sensasi diarea belakang
3. Phallic (Area kelamin): 3-5 tahun: Anak cewe suka menggesek-gesekan kelamin ke sepeda/ kasur, anak cowo ngga mau pake celana, pegang alat kelamin
4. Latency : 5-12 tahun. Dorongan seksual tetap ada tapi tidak tampak karena anak sudah mulai sekolah
5. Genital : > 12 tahun : Anak tertarik secara seksual terhadap individu yang lain
By The Way, anak bu ibu sedang berada difase yang mana nih? :)
Lalu apa sih pentingnya memahami tumbuh kembang pada anak?
- Kita bisa memahami dan mempersiapkan diri kita untuk menjadi orangtua yang paham dengan kondisi anak, tidak hanya secara fisik saja
- Dengan kita paham mengenai tumbuh kembang anak, diharapkan kita dapat bersikap dengan tepat serta menempatkan emosi kita juga secara benar.
Oke bu ibu setelah kita tahu fase perkembangan anak kita, semoga kita ngga mudah lagi ya memarahi apalagi membentak anak anak kita. Tempatkan anak sesuai umurnya. Karena dengan memarahi anak, secara tidak sadar kita sedang menurunkan karakter pemarah kita sama anak karena anak itu peniru yang ulung. Berdasarkan referensi yang saya dapat, membentak anak juga akan memutus salah satu sel syaraf yang ada diotak anak, padahal sel syaraf ini saling terhubung satu sama lain. Fungsi sel syaraf ini untuk menerima, mengolah dan menyampaikan informasi yang didapat. lalu apa yang terjadi jika banyak sel syaraf yang terputus? :(
Ada beberapa hal yang mempengaruhi munculnya emosi seperti:
- Kepribadian
- Cuaca
- Setres
- Aktivitas sosial: Melakukan aktivitas sosial yang positif bisa mengurai emosi negatif kita. So jangan mengurung diri di rumah terus yaa atau sibuk dengan pekerjaan terus :)
- Tidur yang kurang juga bisa memicu munculnya emosi
- Olah raga
- Usia
- Gender: Ekspresi marah pada laki laki lebih kepada agresi seperti melempar, sedangkan pada perempuan lebih mengekspresikan dengan menangis
Bagaimana cara mengendalikan emosi?
1. Banyak belajar (ada stimulus)
Belajar bisa dari buku, you tube, kajian ilmu, sharing dengan orang yang ahli dan berpengalaman, dll
2. Buat jadwal yg terstruktur, selesaikan tugas satu satu jangan ingin semuanya selesai dalam satu waktu, ini yang bikin stress
3. Istirahat (berbagi tugas dengan suami dan anak-anak, jangan dikerjakan sendirian)
4. Saat emosi menghampiri, tarik nafas dalam-dalam, ingat ingat lagi ilmu yang didapatkan, baru bertindak. Upayakan berfikir dulu sebelum bertindak. Bisa juga masuk kamar sekitar 1-5 menit untuk meredam emosi yang ada, setelah stabil baru keluar menemui anak.
5. Punya waktu me time : misal dengan melakukan hoby yang kita suka dan bikin happy: ex. masak, belanja ke tukang sayur, nulis, ngaji, jalan jalan, etc
6. Melakukan komunikasi dua arah dg anak: misal adek kenapa, adek marah ya, adek jengkel ya, ibu tungguin ya, ibu peluk ya..
7. Rekreasi: untuk mengurai kepenatan
Hal hal yang tidak boleh dilakukan orangtua terhadap anak:
1. Tidak membanding-bandingkan anak dengan orang lain bahkan dengan sodaranya sendiri. Hal ini kedepan rentan menimbulkan konflik dg saudaranya sendiri. Hal positif yang bisa dilakukan adalah cari dan temukan keistimewaan anak lalu kembangkan
2. Jangan jadikan anak sebagai investasi orangtua. Sebagai orangtua kita berusaha meminimalisir harapan atas rasa pamrih terhadap anak, berusaha untuk ikhlas serta mandiri mersiapkan segala hal untuk masa tua nanti.
3. Anak bukan alat pemuas atas ketidakmampuan kita sbg ortu atau pembanding pencapaian kita di masa lalu.
4. Kita pernah jadi anak tapi anak belum pernah menjadi orangtua. Tempatkan anak sesuai porsi kemampuannya dan fase perkembangannya
5. Anak punya jalan takdirnya sendiri (kita hanya bisa mengarahkan anak semampu kita, jangan menggenggamnya terlalu keras)
--------------
Mari kita perbaiki cara komunikasi kita dengan anak dengan lebih lembut dalam berkata dan bersikap, sering memyentuh, memeluk dan membelai anak. Berupaya menjadi teladan, karena apa yang dilihat oleh anak lebih mudah untuk dicontoh dibandingkan dengan apa yang diucapkan oleh kita. Milikilah keterikatan hati dengan anak sehingga anak bisa lebih mudah untuk menerima nasehat dari kita.
Kemudian kita juga harus konsisten dengan apa yang kita ucapkan. Kita juga harus sefrekuensi dengan suami atau orang yang tinggal satu rumah dengan kita, karena jika berbeda dalam pengasuhan itu akan membuat anak bingung atau malah anak akan memilih yang lebih enak menurut anak.
Tidak semua keinginan anak itu harus dipenuhi oleh orangtua. Berilah pengertian jika anak ingin sesuatu, tidak dengan mudah memberi anak sesuatu ketika anak tantrum. Mengajari anak untuk menyukai sebuah proses tidak semata-mata mencintai hasil.
Terus bagaimana dengan reward dan punishment? Ancaman/ hukuman tidak akan bertahan lama, tetapi dengan memberi reward (misal kalau bisa ngumpulin bintang sekian jika berbuat baik maka dia akan dikasih hadiah). Lakukan dengan hal yang sederhana namun berkesan.
Pada akhirnya apapun yang akan kita lakukan, fikirkanlah sejenak apa efeknya di masa yang akan datang.
Semoga Allah memudahkan kita semua untuk mengamalkan ilmu yang kita dapatkan nggih bu ibu..Aamiin..
Wassalamu'alaikum..
Post a Comment for "Sekolah Ibu PKK Permata Jangli : Mengenal Tumbuh Kembang Anak dan Manajemen Emosi Dalam Pengasuhan"
Terima kasih telah sudi berkunjung. Jika berkenan mohon tingalkan komentar terkait tulisan atau tampilan blognya. Jika dirasa info ini bermanfaat dan ingin berlangganan silahkan follow blog saya ya. Tolong jangan meninggalkan link hidup. Semoga bermanfaat.